Senin, 23 Januari 2012

kehamilan pada remaja


Defenisi Remaja
Remaja adalah individu baik perempian maupun laki- laki yang berada pada usia antara 10 tahun hingga 19 yahun. Pada masa remaja individu akan mengalami situasi  pubertas dimana ia akan mengalami perubahan yqng mencolok secara fisik maupun emosional/ psikologis.
Secara psikologis masa remaja merupakan masa persiapan terakhir dan memasuki tahap perkembangan kepribadian selanjutnya yaitu menjadi orang dewasa.
Kematangan biologis remaja perempuan pedesaan biasanya diikuti dengan perkawinan usia belia yang mengantarkan remaja pada risiko kehamilan dan persalinan.

Faktor penyebab kehamilan pada remaja
            Gaya hidup dan perilaku seks yang bebas mempercepat peningkatan kejadian kehamilan pada remaja. Hal ini disebabkan oleh cepatnya pertumbuhan dan perkembangan remaja dan masa menarche yang dirangsang oleh banyaknya media yang mempertontonkan kehidupan seks bebas yang tidak bertanggung jawab. Kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi dan KB yang menyebabkan remaja tidak dapat mencari alternatif perlindungan untuk dirinya dalam mencegah kehamilan.
Sosial budaya juga mempengaruhi kehamilan usia remaja. Di pedesaan perkawinan terjadi pada saat umur belia yang diikuti dengan kehamilan. Hal ini karena budaya yang masih melekat dengan asumsi untuk membebaskan tanggung jawab orang tua maka mereka akan menyerahkan tugasnya pada suami dengan menikahkan anaknya.
            Keadaan ekonomi yang tidak mencukupi mendorong seseorang mencari pelindung yang bertanggung jawab penuh terhadap dirinya hal ini hanya dapat tercapai bila menikah dan untuk memperingan beban dan tanggung jawab orang tua.

MASALAH YANG SERING TIMBUL PADA REMAJA YANG HAMIL
Karena tidak direncanakan sebagian besar kehamilan pada remaja jarang mendapat konseling pra konsepsi. Konseling pada kehamilan tahap awalpun masih mungkin dilakukan untuk mendeteksi sedinimungkin risiko yang terdapat pada remaja, namun masalahnya remaja kebanyakan idak memeriksakan kehamilannya pada awal kehamilan dan cenderung lebih mencari pertolongan pada saat melahirkan dan mendapat masalah yang tidak dapat dipecahkan pada tingkat keluarga.
            Masalah sosial lebih tampak dominan dari pada masalah obstetri, tidak jarang kehamilan pada remaja berakhir dengan lancar. Masalah sosial yang timbul berupa gangguan sosialisasi dan penarikan diri tehadap lingkungan. Keadaan putus sekolah juga memperberat keadaan psikologis pada remaja yang hamil.
             Remaja kemungkinan lebih besar mengalami anemia pada kehamilan. Hal ini seiring dengan terdapatnya masalah malnutrisi kronis karena gaya hidup dan perilaku makan yang salah. Dengan demikian meningkatkan kejadian anemia pada ibu hamil pada usia remaja.
            Risiko kehamilan pada remaja yang sering ditemui diantaranya adalah pertumbuhan janin terhambat ( IUGR ), kelahiran prematur, hal ini disebabkan oleh kejadian anemia pada kehamilan dan gangguan pemenuhan nutrisi pada ibu hamil yang ditandai oleh peningkatan berat bada selama hamil yang kurang dari normal.gangguan pertumbuhan janin harus diwaspai pada remaja dengan riwayat pemakaian alkohol maupun obat- obat terlarang.
            Pada saat persalinan risiko yang sering muncul adalah persalinan macet karena distosia baik dari faktor ibu ( keadaan panggul ), maupun karena kelainan His ( kontraksi yang tidak adekuat ). Perdarahan karena atonia uteri tidak harus diwaspadai  pada proses persalinan yang lama, persalinan macet dan persalinan dengan tindakan. Keadaan anemia juga meningkatkan risiko terjadinya atonia uteri.
Hipertensi dan preeklampsi merupakan suatu keadaan yang seringkali menyertai kehamilan dan persalinan pada remaja kejadian ini lebih berisiko pada ibu hamil usia kurang dari 20 tahun.
            Ketidak siapan psikologis karena menghadapi proses kehamilan dan perslinan dapat menimbulkan depresi yang berlanjut dengan post partum blues. Situasi ini terjadi karena ketidak mampuan remja mencari koping dari masalah yang dihadapinya selama dalam kehamilan dan persalinan. Kematangan psikologis sangat menetukan keberhasilan dari kehamilan dan persalinan yang sedang berlangsung pada remaja.

Penanganan yang bijaksanan
            Konseling prakonsepsi sangat dianjurkan bagi remaja menikah dan perawatan perinatal yang adekuat dapat membantu mendeteksi dan mengurangi risiko kehamilan pada remaja. Dengan cara pantau keseimbangan kebutuhan nutrisi selama hamil, gali masalah dan keluhan dengan seksama untuk skrining dini risiko kehamilan dan persalinan dan waspai gejala- gejala kegawatdaruratan/ komplikasi yang memerluka tindakan segera.
            Dalam menghadapi proses persalinan perlu dukungan penuh dari keluarga dan rencana persalinan yang adekuat, dimana dan siapa yang akan menolong pada saat persalinan. Upayakan pelayanan komprehensif sedekatnya pada remaja kehamilan risiko tinggi. Konseling yang memadai dapat meningkatkan kewaspadaan ibu hamil dan keluarga. 
            Pendekatan psikologis dan rasional dengan bersahabat pada remaja perlu dilakukan dengan tidak menghakimi, memberikan dukungan psikologis, interaksi sosial yang terjaga sehingga remaja merasa terbuka terhadap masalah- masalah sosial, psikologis dan kesehatan yang dialaminya.
            Mendampingi ibu hamil pada usia remaja sangat dianjurkan sebagai tindakan promotif dan preventif dalam mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi.
            Persiapkan metode rujukan yang tepat dan terencana bila saat persalinan tiba maupun terjadi kegawatdaruratan obstetri yang memerlukan pertolongan ahli pada fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar